Jumat, 14 Maret 2014

Peran Perawat Dalam BPJS

Sangat susah memang memberikan penghargaan kepada profesi perawat, ketika perawat sendiri masih bingung mendefinisikan tentang apa yang dilakukan oleh mereka. Di Indonesia sampai hari ini belum ada nomenclatur yang disepakati sebagai klasifikasi tindakan perawat. Padahal klasifikasi ini yang dijadikan dasar untuk membuat clinical pathway dan penentuan tarif perawatan. Bagaimana dengan pemberlakuan JKN yang sudah dilounching per 1 Januari 2014, dimana tarif pelayanan di rumah sakit adalah tarif paket INACBG’s? Sebenarnya kasus ini bukan hanya akan terjadi di 1 Januari 2014 itu, tapi semenjak pemerintah memberlakukan tarif paket dengan INA DRG 9 tahun yang lalu, hak perawatpun tidak jelas seperti apa. Yang menentukan besaran tarif itu tidak bisa disalahkan juga, karena mereka dalam menentukan tarif juga sudah menggunakan data empiris yang cukup banyak. Persoalannya, apakah peran perawat di dalam tarif paket itu sudah tercover sebagai sebuah profesi yang layak dihargai? dan bagaimana mereka menghargai perawat, kalau ternyata kita sendiri tak mampu menunjukan aktifitas kita yang sangat banyak. Mengapa tak mampu menunjukan aktifitas kita? Jawabannya sudah jelas, karena kita tidak memiliki “nama” terhadap aktifitas kita yang sangat banyak itu.

Kamis, 06 Maret 2014

Nasib RUU Keperawatan Kini

Oleh Nugroho Kuncoro Yudho WAKTU kerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat 20092014 sebentar lagi usai. Isi Senayan dalam tahun ini sebagian besar akan berubah menjadi wajahwajah baru dan lugu. Wajah yang di pelupuk matanya bersinar keluguan dan kesungguhan un tuk mengabdi pada negara, pada kon stituen yang memilih mereka atau pada rakyat yang telah memberi suaranya, sebagaimana harapan yang dilontar kan Iwan Fals untuk para wakil raky at: “Saudara dipilih bukan dilotre, mes ki kami tak kenal siapa saudara.” Para wakil rakyat ini sangat diharap kan dapat menyepakati peraturan atau undangundang yang mengakomoda si kepentingan negara serta mengayomi dan melindungi rakyat. Mereka bukan sekelompok orang atau kepentingan. Un dangundang yang dihasilkan pun har us mempunyai kualitas tinggi, sehing ga tidak perlu direvisi setiap saat, apa lagi bertentangan dengan UndangUn dang Dasar. Walaupun demikian, pembahasan un dangundang tersebut tidak semestinya macet di tengah jalan alias tidak sele sai dalam masa kerja anggota DPR yang hanya lima tahun. Apalagi jika UU itu merupakan peninggalan anggota DPR masa kerja sebelumnya, tentu ini akan menjadi tanda tanya besar. Hal itu terjadi pada Rancangan Un dangUndang Keperawatan. RUU Keper awatan telah masuk ke Senayan sejak masa kerja anggota DPR 2004 – 2009, tetapi hingga kini nasibnya tak jelas. Akhirakhir ini, hampir tidak terdengar adanya pembahasan RUU tersebut di DPR, padahal targetnya akhir 2013 telah disahkan. Kenyataannya hingga masuk 2014 semakin tidak jelas. Hal ini men jadi pertanyaan, apakah anggota DPR memerlukan “sesajen” untuk menggol kan RUU menjadi UU? Masih segar dalam ingatan ketika pas al 115 ayat 3 UndangUndang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (pasal terkait zat adiktif dalam tembakau) ter cecer (baca: hilang) di jalan, ketika diba wa dari DPR ke Istana. Hal ini menun jukkan adanya mafia perundangun dangan di negeri ini. Mafia ini bergerak maju tak gentar membela yang bayar. Ini fakta. Tidak semua rakyat di negeri ini berkemanusiaan yang adil dan be radab. Tidak semua orang di negeri ini ingin mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kembali ke RUU Keperawatan, yang sejak 2009 diusulkan dan hingga kini masih dalam tarik ulur dan belum disah kan. RUU Keperawatan diyakini dapat menjadi penguat dan pelindung bagi pro fesi perawat. Berdasarkan analisis beber apa ahli keperawatan dan kalangan DPR sendiri, RUU ini sangat ditakutkan oleh Kementerian Kesehatan dan sebagian profesi kesehatan lain, terutama dokter. Mengapa? Pertama, dengan adanya UndangUn dang Keperawatan, maka sebagian ke wenangan Kementerian Kesehatan akan beralih ke konsil dan kolegium keper awatan, seperti pengiriman TKI perawat ke luar negeri, pengelolaan pendidikan keperawatan dan registrasi perawat. Kedua, dengan kuatnya profesi per awat, maka akan berdampak pada se jajarnya profesi perawat dengan dokter yang selama ini dapat dikatakan seb agai kemitraan semu atau bahkan ka lau diambil istilah kasar seperti “maji kan” dan “pembantu”. Jikalau ada suatu profesi yang melak sanakan pekerjaan profesi lain dan di anggap legal, tentu itu adalah profesi perawat. Jika ada profesi yang bekerja menunggu instruksi profesi lain, tentu itu adalah perawat. Jika ada profesi yang ditugasi mengerjakan pekerjaan profe si lain, tentu itu juga adalah perawat. Bagaimana tidak. Perawat beker ja di rumah sakit 24 jam, tidak han ya merawat tetapi juga melakukan tin dakan medis seperti menyuntik, mem beri obat, dan memasang infus, kadang kadang juga menulis resep sesuai nase hat dokter yang kerap malas datang ke rumah sakit dan hanya memberi resep via telepon. Selama 24 jam, perawat ber tugas di ruangruang perawatan. Pasien datang dan seringkali harus menunggu kunjungan dokter selama 2 x 24 jam. Perawat di puskesmas juga demiki an. Tidak jarang dokter yang bertugas datang telat dan pulang cepat. Walha sil, perawat yang melakukan anamnesa, diagnosa (menyimpulkan penyakit) dan terapi (meresepkan obat) pasien. Perawat (berdasarkan info dari beberapa teman perawat) sebenarnya enggan melaku kannya jika tidak terpaksa. Terpaksa karena dokternya datang telat atau tidak ada. Temanteman perawat pernah me nyampaikan kepada saya, mungkinkah pasien yang datang itu kita suruh pu lang atau ke puskesmas lain dengan ala san tidak ada dokternya. Bahkan, tidak jarang pimpinan institu si kesehatan mendelegasikan kewenan gan mendiagnosis dan mengobati – yang semestinya wewenang dan tanggung jaw ab dokter – kepada perawat. Dengan kon disi tersebut, bagaimana mungkin kita menutup praktik ilegal perawat berkedok mantra dalam hal mengobati pasien se mentara di institusi pemerintah sendiri, perawat ditugasi mengobati. Memang harus diakui, profesi ke sehatan yang multifungsi adalah per awat, entah karena dianggap mampu atau karena dianggap profesi pemban tu. Bagaimana tidak, dalam hal pengo batan sudah dapat dipastikan apabila tidak ada dokter, maka yang mengoba ti adalah perawat. Ternyata, di institu si kesehatan (terutama di puskesmas), apabila tidak ada tenaga profesi kesehat an lainnya, maka pekerjaan, tugas dan tanggung jawab profesi kesehatan men jadi tugas dan tanggung jawab perawat. Puskesmas saat ini mempunyai 6 pro gram dasar yang dikenal dengan “basic six”, terdiri dari promosi kesehatan, pe nyehatan lingkungan, peningkatan gizi, pelayanan kesehatan ibu dan anak ter masuk KB, penanggulangan penyakit termasuk imunisasi dan pengobatan. Apabila ditinjau dari segi fungsional ke sehatan, maka program promosi kese hatan menjadi tanggung jawab penyuluh kesehatan masyarakat, penyehatan ling kungan menjadi tanggung jawab sanitar ian, peningkatan gizi menjadi tanggung jawab nutrisionis, pelayanan kesehat an ibu dan anak termasuk KB menjadi tanggung jawab bidan, penanggulangan penyakit menjadi tanggung jawab epide miolog dan entomolog, serta imunisasi dan pengobatan menjadi tanggung jaw ab dokter. Sedangkan perawat mempu nyai program perawatan kesehatan ma syarakat yang saat ini hanya merupak an program pengembangan atau pro gram terintegrasi dengan program lain nya. Ironisnya, ketika profesi atau fung sional kesehatan terkait program terse but (6 program pokok puskesmas) tidak ada, maka yang menjadi pemain peng ganti adalah perawat. Sementara itu, tugas utama perawat tidak ada yang menggantikannya apabi la perawatnya berhalangan. Sedangkan dari segi etika profesi atau hukum, per awat tidak memliki perlindungan. Apa bila terjadi sesuatu terkait pekerjaannya yang tidak sesuai dengan profesinya, maka ini dapat dikategorikan malpraktik. RUU Keperawatan diharapkan dapat memperjelas dan mempertegas batasan dan standar profesi perawat, serta mem beri perlindungan terhadap profesi per awat. Dengan UU Keperawatan, diharap kan tidak ada lagi kesewenangwenan gan atau monopoli profesi lain terha dap profesi perawat. Di sisi lain, den gan adanya UU Keperawatan, seorang perawat dituntut untuk taat hukum dan mengembangkan ilmu pengetahuan ter kait profesinya. Tidak ada lagi perawat yang beker ja tanpa mengetahui apa yang menjadi kewenangannya. Tidak ada lagi per awat yang menjadi pembantu profesi lain. Bahkan, jika memungkinkan pro gram perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) menjadi program dasar di puskesmas, sehingga perawatan komu nitas sebagai istilah baru dari perkesmas dapat menjadi program impian seorang perawat di puskesmas. Permasalahannya sekarang adalah RUU Keperawatan masih tarik ulur, ti dak jelas kapan terwujud. Pekerjaan rumah wakil rakyat 2004 – 2009 yang dilanjutkan oleh periode 2009 – 2014 untuk membahas dan mengesahkan UU tersebut belum berakhir. Lantas, mampukah mereka mewujud kan UU tersebut? Kita hanya bisa berharap dan berdoa. Walaupun waktu kerja mereka hanya menghitung bulan, semoga mimpi dan harapan perawat untuk mempunyai pa yung hukum berupa UU dapat terwujud.

Jumat, 14 Februari 2014

Syarat Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP)

SYARAT IJIN PRAKTEK PERAWAT 1. Foto copy Surat Ijin Perawat (SIP) / Surat Tanda Registrasi (STR) 2. Foto kopi Ijazah perawat terakhir (Min. AKPER) 3. Foto kopi sertifikat PPGD / BCLS/ BTCLS / Pelatihan Kompetensi Keperawatan 4. Surat Keterangan sehat dari dokter. 5. Pas Photo seragam PPNI terbaru ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar 6. Foto copy KTP masih berlaku. Surat Pernyataan patuh etik Perawat 7. Denah Ruangan Tempat Praktek 8. Rekomendasi PPNI Kota Semarang mpy Kartu Anggota PPNI & bayar iuran satu tahun terakhir) 9. Berkas 2 rangkap dlm map merah. 10. Administrasi Iuran Visitasi & transportasi tim PPNI Rp. 400.000 Kontak Sekretariat PPNI Kota Semarang 024-70859847.

Minggu, 09 Februari 2014

Pendaftaran PKHI 2014

Pendaftaran TKHI PPIH 2014 Rekrutmen PKHI Petugas Kesehatan Haji Indonesia 2014 / 1435 H akan resmi diumumkan oleh pemerintah dalam hal ini adalah Kementrian Kesehatan Republik Indonesia nantinya akan diinformasikan pada laman website puskeshaji.depkes.go.id pada waktu yang telah ditentukan. Dan tentunya sahabat-sahabat yang bertugas dalam bidang kesehatan tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi penerimaan pendaftaran TKHI PPIH Tahun 2014 ini nantinya. Memang untuk saat ini belum ada pengumuman resmi mengenai informasi rekrutmen tenaga kesehatan haji Indonesia untuk tahun 2014 ini. Tetapi belajar dari pengalaman pada pendaftaran tenaga kesehatan haji tahun 2013 kemarin pendaftaran dibuka pada bulan Februari sehingga resminya akan dibuka pula pada bulan kurang lebih pada bulan Pebruari 2014 ini. Seperti yang dilansir dari laman website puskeshaji.depkes.go.id/rekrutmen ternyata agar pelaksanaan Ibadah Haji di Tahun ini berjalan dengan lancar dan sukses maka untuk itu dalam rangka penyempurnaan penyelenggaraan kesehatan haji, maka pendaftaran sebagai Petugas Kesehatan Haji Indonesia telah dapat dilakukan untuk rentang masa tugas tahun 2014, 2015 dan atau 2016. Sehingga dalam hal ini maka para pendaftar dan juga peminat untuk menjadi PPIH maupun TKHI di tahun 2014 ini ketika akan melakukan pendaftaran, maka setiap peminat dipersyaratkan memiliki akun. Satu orang hanya dapat memiliki satu akun dan berlaku untuk periode rekrutmen selanjutnya. Pembuatan akun dapat dilakukan sepanjang tahun. Berikut adalah Tahapan Rekrutmen Tenaga Kesehatan Haji Tahun 2014 : 1. Pembuatan akun peminat. 2. Pengambilan nomor formulir (NF). 3. Pemberkasan (cetak NR, kelengkapan berkas) dan pengiriman ke PO BOX. 4. Seleksi Potensi dan Adminitrasi. 5. Nominasi Peserta dan Pemeriksaan Psikometri. 6. Nominasi Peserta Latih. 7. Pelatihan Kompetensi. 8. Pelatihan Integrasi. 9. Penetapan sebagai petugas. 10. Pengerahan/Penugasan. Pengalaman di tahun 2013 pendaftaran Tenaga Kesehatan Haji Indonesia dan juga Panitia Penyelenggara Ibadah Haji PPIH nantinya akan terdiri dari formasi tenaga kesehatan seperti halnya Dokter Spesialis, Dokter Umum, Perawat, Analisis Kesehatan, Rekam Medik, Radiografer, Tehnik Elektromedik, Nutrisionis dan Dietisian, Apoteker dan asisten apoteker, Sanitasi Surveilans. Berikut adalah Persyaratan Pendaftaran TKHI PPIH yang ada di dalam pengumuman Pendaftaran Tenaga Kesehatan Haji Tahun 2013 yang bisa paling tidak dijadikan acuan untuk melengkapi persyaratan nantinya pada Rekrutmen PKHI Petugas Kesehatan Haji Indonesia 2014 dan akan di update setelah pengumuman resminya diberikan oleh Kementrian Kesehatan. A. TKHI KLOTER : Dokter : Memiliki Sertifikat Kegawat Daruratan medik (ATLS, ACLS, ATCLS, ALS, GELS). Memiliki STR/SIP yang masih berlaku. Memiliki Integritas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Organisasi Profesi. Perawat : Perawat, dengan pendidikan minimal Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Memiliki Sertifikat kegawat daruratan keperawatan (BTLS, BCLS, BTCLS, BLS, PPGD, Emergency Nursing) Memiliki STR/SIP (Surat Ijin Perawat) yang masih berlaku. Memiliki Integritas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Organisasi Profesi B. PPIH ARAB SAUDI BIDANG KESEHATAN. Berikut syarat pendaftaran untuk tenaga bagi pendaftaran PPIH di tahun 2013 adalah : 1. Dokter/Dokter Gigi : Memiliki STR/SIP yang masih berlaku. 2. Khusus Dokter Umum : Memiliki Sertifikat kegawat daruratan medik (ATLS, ACLS, ATCLS, ALS, GELS). 3. Khusus Dokter Umum, diutamakan bekerja di Unit IGD, ICU,ICCU. 4. Dokter Gigi, diutamakan bekerja di Unit Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut. 5. Memiliki Integritas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Organisasi Profesi 6. Dokter Spesialis : Memiliki STR/SIP yang masih berlaku. 7. Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Paru, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis Saraf, Spesialis Kedokteran Jiwa, Spesialis Bedah dan Spesialis Anestesi. 8. Diutamakan bekerja di Unit Pelayanan Kesehatan. 9. Memiliki Integritas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Organisasi Profesi Perawat : Perawat, minimal pendidikan D3 Keperawatan. Memiliki STR/SIP yang masih berlaku. Memiliki Sertifikat kegawat daruratan Keperawatan (BTLS, BCLS, BTCLS, BLS, PPGD, Emergency Nursing). Diutamakan bekerja di Unit IGD,ICU,ICCU, IW (Intermediate Ward), Perawatan Geriatric dan Psikiatri. Memiliki Integritas yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Organisasi Profesi Analis Kesehatan : Minimal pendidikan D3 Analis Kesehatan. Diutamakan bekerja di Instalasi Laboratorium Rekam Medik : Minimal Pendidikan D3 Rekam Medik. Diutamakan bekerja di Unit Rekam Medik Rumah Sakit. Mahir menggunakan Program Microsoft Office pada computer Radiografer : Minimal Pendidikan D3 Penata Rontgen atau Radiodiagnostik. Diutamakan bekerja di Unit Pelayanan Radiologi Rumah Sakit. Mahir menggunakan Program Microsoft Office pada computer Teknik Elektromedik : Minimal Pendidikan D3 Teknik Elektromedik Diutamakan bekerja di Unit Pelayanan Elektromedik Mahir menggunakan Program Microsoft Office pada computer Nutrisionis dan Dietisian : Minimal Pendidikan D3 Gizi Diutamakan bekerja sebagai ahli dietetic di Rumah Sakit. Mahir menggunakan Program Microsoft Office pada computer. Tenaga Kefarmasian : Minimal pendidikan D3 Farmasi Memiliki STR/SIP yang masih berlaku. Diutamakan bekerja di Instalasi Farmasi/Apotik. Mahir menggunakan Program Microsoft Office dan Jaringan Internet pada computer. Sanitasi Surveilans : Minimal Pendidikan S1 Kesehatan Masyarakat. Diutamakan bekerja di Bidang Epidemiologi atau Sanitasi. Mahir menggunakan Program Microsoft Office dan Jaringan Internet pada computer. Semoga nantinya pelaksanaan Ibadah Haji 2014 akan berjalan dengan lancar. Dan Jamaah haji akan mendapatkan Pahala Haji Mabrur demikian pula dengan keseluruhan tenaga dan petugas kesehatan yang diterjunkan dalam rangka membantu pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci untuk tahun 1435 H ini aamiin...aamiin. Untuk sahabat-sahabat yang berminat untuk mendaftar silakan untuk selalu memantau perkambangan terbaru mengenai info tenaga kesehatan haji ini di dalam link tautan laman website berikut ini : puskeshaji.depkes.go.id dan juga laman website untuk melakukan pendaftaran dan mengetahui informasi rekrutmen tenaga kesehatan haji Indonesia di link tautan berikut ini : puskeshaji.depkes.go.id/ rekrutmen .

Sabtu, 08 Februari 2014

Jiwa Korsa Perawat Indonesia

Jiwa Korsa Perawat Indonesia by : Harmoko,S.Kep.Ns.MH(Kes).
Rapl Linton dalam bukunya (THE STUDY OF MAN) mengatakan bahwa L’ESPRIT DE CORPS adalah THE DEVELOPMENT OF CONSIOUNESS, AFEELING OF UNITY. Jiwa korsa adalah semangat keakraban dalam korps atau corps geest. Jiwa korsa adalah kesadaran korps, perasaan kesatuan, perasaan kekitaan, suatu kecintaan terhadap perhimpunan atau organisasi. Tetapi kebanggaan itu secara wajar, tidak berlebihan, tidak membabi buta. Sedangkan Staplekamps jr. Le luit derat dalam tulisan berjudul corps geest (demilitaire spectator, 1952) mengemukakan bahwa pengertian jiwa korsa terdiri dari faktor – faktor : Rasa hormat, rasa hormat pribadi dan rasa hormat pada organisasi/korps. Setia. setia kepada sumpah, janji dan tradisi kesatuan serta kawan – kawan satu korps. Kesadaran. Terutama kesadaran bersama, bangga untuk menjadi anggota korps. TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI DAN SIAP BERKORBAN UNTUK KEPENTINGAN YANG LEBIH BESAR. mungkin jiwa korsa ini seperti konsep ashabiyah-nya ibnu khaldun (1332-1406) dalam bukunya yang terkenal muqadimah yang diartikan sebagai rasa senasib sepenanggunngan, perasaan solidaritas, semangat kesatuan (korps), kesadaran kolektif dsb-nya. Jiwa korsa yang kuat tidak mudah padam selama didalam korps. Di dalam jiwa korsa terkandung di dalamnya loyalitas, merasa ikut memiliki, merasa bertanggung jawab, ingin mengikuti pasang surut serta perkembangan korps-nya. Seorang yang memiliki jiwa korsa tinggi pasti penuh inisiatif, tetapi tahu akan kedudukan, wewenang dan tugas-tugasnya. Jiwa korsa yang murni dan sejati akan menimbulkan sikap terbuka menerima saran dan kritik, tidak membela kesalahan tetapi justru mengusahakan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya. Mau menegur atau memperbaiki sesama warga korps yang berbuat tidak baik dan bukan menutupi kesalahanya, dan berani mawas diri. Dan mengenai loyalitas perlu diartikan lebih luas disamping kepada korps, loyalitas mengandung pengertian pula bahwa apa yang diperbuat harus memberikan manfaat atau kebaikan dimanapun ia berada. PERANAN JIWA KORSA Jiwa korsa bukan hanya penting dikalangan militer saja, tetapi juga diorganisasi manapun termasuk Perawat. Jiwa korsa yang baik akan menciptakan disiplin ketertiban, moril dan motifasi, tentu saja juga akan meningkatkan ketrampilan profesinya, karena merasa malu apabila tidak mampu. Seorang anggota korps yang benar- benar memiliki jiwa korsa yang tinggi akan menunjukan penampilan yang gagah (tidak loyo dan merendahkan semangat), berani dan segala tingkah lakunya selalu terpuji, karena jiwa korsanya itu telah jadi stimulan untuk menjaga nama baik korpsnya. “ SEORANG YANG INGIN MEMPEROLEH PENGERTIAN YANG MENDALAM MENGENAI DASAR-DASAR ILMU MEDAN HARUS MENGERTI L’ESPRIT DE CORPS “ (VON CLAUSEWITZ). Jiwa korsalah yang menimbulkan semangat, keberanian dan tekad dlam menghadapi medan perang dalam perjuangan Undang - Undang Keperawatan. Merdeka...

Jumat, 07 Februari 2014

Seminar Nasional Keperawatan

Seminar Perawat Praktik Mandiri : Peluang dan Tantangan Perawat Praktik di tahun 2014 Hari / Tanggal :Sabtu 22 Februari 2014 Jam : 08.00 - 14.00 WIB Tempat : Hotel @HOM (****) Jl. Pandanaran 119 Simpanglima Semarang Narasumber : 1. Komisi IX (Kesehatan )DPR RI 2. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 3. BPJS Regional Semarang / Jawa Tengah 4. Ketua PPNI Jawa Tengah Biaya : - Peserta Rp. 100.000,- (200 peserta) - Mahasiswa Rp. 75.000,- (50 peserta) Fasilitas : Sertifikat 1 SKP PPNI, Coffee Break ,Lunch & Seminar Kit plus Majalah Kesehatan Nasional "SINERGI" Pendaftaran Hub: Sekretariat Panitia Seminar di Jl. Kusumanegara 88 Semarang (depan Ganesha Operation jalan Sriwijaya Semarang) Telpon. 024 -8448652 Kontak Person ISNA HP 085.6280.3964.

Info Lowongan Kerja Perawat

LOWONGAN KERJA PERAWAT RS. di ABUDHABI (Salary up to Rp. 25 JT) PERSYARATAN : - Pria/Wanita - Pendidikan S1 Keperawatan (BSn + Ners) - Dokumen: Curiculum Vitae (English) FC Ijazah S1+ners ; transkrip, FC Ktp, photo 4x6 (background putih) BENEFIT :- Gaji :5.500 - 6.500 DIRHAM annual leave , accomodation provide by hospital. JOB OPPORTUNITY- Jumlah Perawat : 100 Perawat- Untuk Posisi : Medical - Surgical - Emergency Room Nurses. ICCU / ICU / NICU- HD - OT. Hubungi :Nursing And Healthcare DivisionPT. Tenriawaru Indah Abadi (Elite International Recruitment) Rukan Duren Tiga No. 7FJl. Duren Tiga Raya Kav. 6-7Pancoran, Jakarta 12760 IndonesiaTel. +6221 791 883 87 (Hunting) +6282 113 487 322 +62815 4222 1522 +62877 0553 6422 Email: siswantomuhtasor@gmail.ComPin Bb: 24d03517 or Mr.Nur M (0858888883383/087889075000) nurmartono@eliteintlrecruit.com